Masih ingatkah bayangan anda tentang hewan amfibi berjenis katak?. Pastinya terasa geli ketika memegangnya, apalagi makan Katak. Namun, apabila anda berkunjung ke Purwodadi, tentu ingin merasakan sajian menu santap swieke yang menjadi icon kuliner Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Menu kuliner dari bangsa Katak hijau (kodok sawah-red) ini merupakan kuliner kebanggaan yang cukup terkenal dan hanya dimiliki Purwodadi
Segala menu kuliner swieke tersedia lengkap seperti yang disajikan di Pondok Makan Rawa Daplang, Jl. Purwodadi-Semarang Km.15. Segala ragam menu swieke lengkap, mulai dari Swieke kuah mrica pedas, swieke goreng, pepes telur swieke hingga kerupuk kulit swieke. Semua menu merupakan racikan tangan Pak Suwondo. Menurutnya, semua resep yang dia kelola diturunkan dari nenekbuyutnya.
“Swike kuah panas dengan aroma tauco serasa segar dengan gurihnya bawang goreng. Begitu juga swike goreng mentega dengan kuah manis menjadi pilihan. Sedangkan menu pepes biasanya berisi telur kodok dengan bumbu pedas,“ tuturnya
Menikmati daging swieke ini akan terasa sedap dan gurih ketika dalam kondisi panas.
“Racikan bumbu mrica dicampur bawang bombay, sangat terasa banget dilidah anda. Ditambah daging swieke yang empuk dan tak tertandingi dengan menu lainnya. Akan enak jika dilahap masih panas,“ terang Suwondo, pemilik Pondok swieke ini
Suwondo menceritakan, dirinya membuka pondok kuliner kodok sawah itu sejak tahun 1998 lalu. Hingga sekarang ternyata menjadi berkah sendiri baginya dan telah menjadi rujukan bagi pecinta kuliner yang berkunjung di kota Purwodadi, Grobogan Jawa Tengah.
Harga satu porsi mangkok swieke dipatok Rp20ribu, anda bisa menikmati nya untuk swieke kuah ataupun swieke goreng.
"Meski untungnya tipis, tetapi pelanggannya puas dan terus ramai," tungkasnya.
Suwondo menuturkan, bahan baku kodok sawah tersebut didapatkannya dari para pencari swieke yang berasal dari warga grobogan sendiri.
“Hampir tiap malam para pencari kodok sawah menangkap kodok menggunakan alat sederhana, seperti lampu dan penangkap kayu. Hasil tangkapan, dijual ke saya. Dan sudah dalam keadaan bersih, terpisah antara kulit dan dagingnya," tuturnya.
Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, dirinya tidak merasa kewalahan dengan bahan baku kodok sawah.
“Kodok sawah itu perkilo Rp80 ribu, dengan kondisi sudah bersih," imbuhnya
Hampir tiap hari, pondok makan swieke yang dikelolanya bisa menghabiskan sekitar 20 kg swieke.
“Alhamdulillah keuntungan tak seberapa, yang penting semuanya bisa membawa berkah," pungkasnya.
Ditulis oleh: Ismed Eka Kusuma